KOMUNIKASI
Pengertian
Pengertian Komunikasi Secara Umum adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau
informasi antara dua individu atau lebih dengan efektif sehingga dapat dipahami
dengan mudah. Istilah komunikasi dalam bahasa inggris disebut communication, yang berasal dari
kata communication atau communis yang memiliki arti sama
atau sama yang memiliki makna pengertian bersama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar
pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Proses dan Jenis Komunikasi
Jenis Komunikasi
A.
Komunikasi Menurut Cara Penyampaian
Kiranya kita tidak perlu sulit
untuk mengenali cara-cara penyampaian informasi dalam komunikasi, karena pada
dasarnya kita telah melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut cara penyampaian informasi
dapat dibedakan menjadi :
· 1. Komunikasi Lisan.
·
Yang terjadi
secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana ke dua belah pihak dapat
bertatap muka.
·
Yang terjadi
secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak.
· 2. Komunikasi Tertulis.
Yang dilaksanakan dalam bentuk
surat dan dipergunakan untuk menyampaikan yang beritanya singkat. Jelas tetapi
dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud tertentu.
·
Naskah,
yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek
·
Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk
mengirimkan berita dalam suatu daftar.
·
Gambar
dan foto, Karena tidak dapat
dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
·
Spanduk,
yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang banyak.
Dalam berkomunikasi secara
tertulis, sebaiknya dipertimbagkan
maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Dan perlu juga resiko dari
komunikasi tertulis tersebut aman dan mudah dimengerti .
B.
Komunikasi Menurut Perilaku
Komunikasi merupakan hasil belajar
manusia yang terjadi secara otomatis, sehingga dipengaruhi oleh perilaku maupun
posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi dapat dibedakan menjadi :
1.
Komunikasi Formal, Komunikasi yang terjadi
diantara anggota organisasi atau perusahaan yang tata caranya telah diatur
dalam sruktur organisasinya.
2.
Komunikasi Informal, Komunikasi yang terjadi di
dalam suatu organisasi atau perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur
organisasi.
3.
Komunikasi Nonformal, Komunikasi yang terjadi
antara komunikasi yang bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang
bertujuan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi.
Maka telah diketahui bahwa komunikasi
formal, informal dan nonformal saling berhubungan, dimana komunikasi nonformal
merupakan jembatan antara komunikasi formal dengan komunikasi informal yang
dapat memperlancar penyelesaian tugas resmi.
C.
Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
Ruang lingkup terjadinya komunikasi
merupakan batasan jenis komunikasi ono. Maka dalam komunikasi menurut ruang
lingkup dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Komunikasi Internal, Komunikasi yang berlangsung
dalam ruang lingkup atau lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi
diantara anggota organisasi atau perusahaan tersebut saja.
2.
Komunikasi Eksternal, Komunikasi yang berlangsung
antara organisasi kepada pihak masyarakat yang ada di luar organissi atau
perusahaan tersebut. Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk : Eksposisi,
pameran, promosi, publikasi, dan sebagainya.
3.
Komperensi Pers,
·
Siaran televisi,
radio, dan sebagainnya.
·
Bakti social,
pengabdian pada masyarakat, dan sebagainnya.
Komunikasi eksternal dimaksudkan
untuk mendapatkan pengertian, kepercayaan, bantuan dan kerjasamadengan
masyarakat.
D.
Komunikasi Memurut Aliran Informasi
Komunikasi menurut aliran informasi
dapat dibedakan sebagai berikut :
1.
Komunikasi satu arah, Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja.
2.
Komunikasi dua arah, Komunikasi yang bersifat timbale balik, dalam hal ini
komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respons atau feedbeck kepada
komunikatornya.
3.
Komunikasi ke atas,
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan
4.
Komunikasi ke bawah,
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
5.
Komunikasi kesamping. Komunikasi yang terjadi
diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan demikian arah informasi
tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi komunikasinya.
E.
Komunikasi Menurut Jaringan Kerja
Di dalam sebuah organisasi atau
perusahaan komunikasi akan terlaksana neburut sistem yang ditetapkanya dalam
jaringan kerja.
Komunikasi menurut jaringan kerja
ini dapat dibedakan menjadi
1.
Komunikasi jaringan kerja rantai, Komunikasi
terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan jaringan komando sehingga
mengikuti pola komunikasi formal.
2.
Komunikasi jaringan kerja lingkaran, Komunikasi
terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran.
3.
Komunikasi jaringan bintang, Komunikasi yang terjadi melalui satu sentral dan saluranya
yang dilalui lebih pendek.
F.
Komunikasi Menurut Peranan Individu
Dalam komunikasi ini peranan
individu sangat mempengaruhi keberhasilan proses komunikasinya. Ada beberapa
macam antara lain :
1.
Komunikasi antar
individu dengan individu yang lain.
2.
Komunikasi yang
terlaksana secara nonformal maupun informal.
3.
Komunikasi
antara individu dengan lingkungan yang lebih luas.
4.
Komunikasi yang
terjadi karena individu yang dimaksudkan memiliki kemampuan yang tinggi.
5.
Komunikasi
antara individu dengan dua kelompok atau lebih.
Dalam komunikasi individu berperan
sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih.
G.
Komunikasi Menurut Jumlah Yang Berkomunikasi
Komunikasi yang selalu terjadi
diantara sesama manusia baik perorangan maupun kelompok. Jumlah yang
berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri, disamping sifat
dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat dibedakan sebagai
berikut :
1.
Komunikasi perseorangan, Komunikasi yang terjadi
secara perseorangan atau individual antara pribadi dengan pribadi tentang
permasalahan yang bersifat pribadi juga.
2.
Komunikasi kelompok, Komunikasi yang berlangsung
dalam suatu kelompok atau group tentang masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan banyak orang dalam kelompok.
H.
Komunikasi Menurut Kelangsungannya
Di dalam proses komunikasi dapat
kita ketahui terjadinya interaksi dua belah pihak tersebut sebagai berikut :
1.
Komunikasi Langsung adalah proses komunikasinya
dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media
komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh jarak.
2.
Komunikasi Tidak Langsung adalah proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan
pihak ketiga atau bantuan alat-alat atau media komunikasi.
I.
Komunikasi Menurut Maksud Komunikasi
Bila diperhatikan dengan seksama,
maka dapat diketahui bahwa komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif
dari komunikator maka maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan
oleh komunikator tersebut. Menurut maksud dilakukan komunikasi dapat dibedakan
sebagai berikut :
1.
Pidato
2.
Ceramah
3.
Memberi
perasaran
4.
Wawancara
5.
Memberi perintah
atau tugas
Dengan demikian jelas bahwa
inisiatif komunikator menjadi faktor penentu, demikian pula kemampuan
komunikator tersebutlah yang memegang peranan keberhasilan proses
komunikasinya.
Proses
Komunikasi
Pada
umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, dan menunjukkan sikap tertentu seperti tersenyum, mengangkat bahu dan
sebagainya. Komunikasi ini disebut komunikasi nonverbal. Proses komunikasi
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi
antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Melalui komunikasi sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain.
a. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang bertindak
sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dengan kata lain,
komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk
menjadi sumber dalam sebuah hubungan.Seorang komunikator tidak hanya berperan
dalam menyampaikan pesan kepada penerima, namun juga memberikan respons dan
tanggapan, serta menjawab pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima.
b. Pesan
Adalah
setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis, yang
dikirimkan dari satu orang ke orang lain. Pesan
menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin pesan terbagi menjadi
dua, yakni pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan
kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang
didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal
adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara
langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik,
tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.
c. Penerima
Adalah
pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber. Stimulus
yang diterima tersebut dapat terdiri dari beraneka ragam bentuk, seperti
kata-kata, tulisan, gerak-gerik, mimik muka, ekspresi wajah, sentuhan, aroma,
serta perbuatan atau tingkah laku lawan bicara. Selanjutnya, peran penerima
adalah mencerna dan menanggapi stimulus tersebut dengan mendengar, melihat,
membau, atau merasakan. Secara garis besar, penerima dapat terbagi menjadi
penerima aktif dan penerima pasif. Penerima pasif adalah orang yang hanya
menerima stimulus yang datang kepadanya, tanpa memberikan tanggapan serta umpan
balik (feedback).Sedangkan, penerima aktif adalah orang yang tidak saja
menerima stimulus yang datang kepadanya, tetapi juga memberikan tanggapan atau
feedback secara aktif (berkelanjutan) kepada pengirim.
d. Feedback
Balikan
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan
tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer
atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan
pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan
atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh
penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung
pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan
dilaksanakan atau tidak.
Contoh Kasus Komunikasi
Contoh:
Keluarga Handoyo
sedang berkumpul di ruang keluarga, si kembar dan kakaknya Joni menonton tv,
sementara itu ayah sedang membaca. Ibu Handoyo sedang memasak untuk makan
malam. Sang ibu menanyakan kepada semua anggota keluarga bagaimana telur mereka
dimasak untuk santap malam; dadar, ceplok atau orak-arik?
“Ceplok”,
kata si kembar.
“Sama”, ujar
yang lain.
“Dadar”, kata
Bapak Handoyo.
“Joni?” tanya
Ibu. “Bagaimana denganmu?”
Diam. Joni bahkan
tidak menoleh.
“Joni? Kamu mau
telurnya diapakan?” ibu mendesak dengan suara riang.
“Aku kan lagi
nonton”, jawab Joni dengan nada sangat jengkel. “Memangnya ibu enggak
lihat? Huh…!” Dia kemudian mengalihkan perhatiannya kembali pada tv,
sepenuhnya mengabaikan sang ibu.
Contoh
di atas, dengan jelas memberikan gambara kepada kita bahwa prilaku Joni
merupakan backtalk. Bila prilaku ini
dibiarkan terus, maka akan berakibat pada diri Joni suatu sikap tidak
mengharagi orang lain. Tetapi juga perlu dikritisi juga, Joni bisa saja
mendapatkan prilaku ini dari contoh dilingkungannya, entah dalam keluarganya
sendiri ataupun dari tv. Sehingga dalam mengajarkan sikap saling menghargai,
kita sebagai orang dewasa juga harus menunjukkan sikap menghargai. Bisa
jadikan, kita sebagai ibu-ibu ketika suami kita minta tolong diambilkan air
ketika pulang kerja, kita menjawabnya ketus “ambil sendiri, kan capek yah
seharian ini bersih-bersih!”
Cara Komunikasi dengan Baik, Efektif dan Tidak efektif
Komunikasi Baik
dan Efektif
1. Hilangkan Perasaan Gugup
Perasaan
gugup adalah masalah utama yang dihadapi orang yang akan bicara. Perasaan itu
membuat kita enggan bicara. Namun biasanya perasaan gugup itu hilang dengan
sendirinya saat kita mulai bicara. Belajarlah untuk menghadapi rasa gugup itu.
Caranya adalah dengan tampil percaya diri dan anggap bahwa apa yang Anda
lakukan itu benar.
2. Bicara Dengan Santai
Bicaralah
dengan pelan dan santai. Tapi sesuaikan juga dengan suasana supaya tidak
membosankan. Dengan demikian, perasaan tegang itu akan hilang dan apa yang ada
di pikiran kita menjadi lebih lancar disalurkan ke banyak orang.
3. Hindari Bicara Gagap
Bicara
gagap bukan karena kita memang gagap (kecuali untuk mereka yang benar-benar
gagap), tetapi karena kita terlalu gugup sehingga pikiran kita tidak berjalan
ke mulut kita. Caranya adalah dengan memikirkan per kalimat bukan per kata.
Sehingga kita tidak perlu ngadat saat mengutarakan sebuah kalimat.
4. Bicara yang Sopan
Gunakan
bahasa yang sopan, santun, dan mudah dimengerti oleh pendengar Anda supaya
tidak terjadi salah paham. Orang-orang juga lebih menyukai orang yang bicara
santun karena lebih sejuk di telinga.
5. Selalu Awali dan Tutup dengan
Baik
Selalu
awali pembicaraan dengan baik. Kata pembuka yang paling umum adalah “selamat
pagi” atau disesuaikan dengan waktu. Kata salam pembuka itu penting untuk
menandakan bahwa Anda siap bicara dan mereka juga harus siap mendengarkan.
Setelah itu, tutup dengan baik supaya tidak terjadi keanehan saat Anda
tiba-tiba berhenti bicara dan menghilang.
Contoh :
Contoh
komunikasi efektif misalnya: seorang anak ingin bermain play station, sedangkan
ia besok harus menghadapi ulangan umum. Maka sang ibu mendekati anaknya
tersebut dengan kasih sayang, lalu mengingatkan :
“Nak, apakah
kamu mau nilai raportmu merah?”
“Tentu tidak,
Bu.”
“Apakah dengan
main play station nilaimu dapat lebih baik?”
“Hmm… tidak Bu.”
“Apakah kamu
suka jika tinggal kelas?”
“Tidak, Bu.”
“Jadi, bagaimana
bila mainnya sesudah ulangan saja, dan sekarang saatnya belajar.”
Komunikasi dengan cara tersebut akan lebih
baik, dibanding ibu memakai kata-kata kasar dan bentakan untuk mengingatkan
sang anak agar mau belajar. Apalagi bila disertai pukulan fisik. Tentu sudah
bukan lagi sebuah komunikasi yang efektif.
Komunikasi Tidak
Efektif
Di dalam komunikasi selalu ada
hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga
informasi dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti
dengan jelas oleh penerima pesan atau receiver. Menurut Ron Ludlow & Fergus
Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu
adalah (1992,p.10-11) :
1.
Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status
sosial yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang
lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau
pendapatnya.
2.
Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa
yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan
perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator
harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan
pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat
disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan
perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain.
Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara
pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Difference
Hambatan yang terjadi karena
disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam
suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga
ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh:
kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.
Physical Distractions
Hambatan ini
disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya
komunikasi. Contoh: suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau
petir, dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan
yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya sambungan telephone yang
terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada
pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak
dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Hambatan
tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak
adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang terjadi adalah komunikasi
satu arah yang sia-sia. Seperti contoh: Seorang manajer menerangkan suatu
gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut
para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon dengan kata lain tidak
peduli dengan gagasan seorang manajer.
Bentuk
Komunikasi
Bentuk-bentuk
dalam komunikasi antara lain sebagai berikut :
Komunikasi vertical
Komunikasi vertikal adalah suatu komunikasi dari atas ke bawah
serta juga dari bawah ke arah atas atau juga komunikasi dari pimpinan ke
bawahan atau juga dari bawahan ke pimpinan dengan secara timbal balik. Komunikasi
vertikal yang terjadi secara formal
Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah suatu komunikasi dengan secara
mendatar, sebagai contoh komunikasi antara karyawan dengan karyawan yang
lainnya serta juga komunikasi ini sering sekali berlangsung tidak formal.
Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal sering juga disebut dengan komunikasi silang
adalah seseorang dengan orang yang lain yang satu dengan yang lainnya juga yang
berbeda dalam kedudukan serta juga bagian (Effendy, 2000 : 17).
Dimensi vertikal tersebut dapat dibagi menjadi ke bawah serta
juga ke atas. Antara lain
Ke bawah :
Komunikasi yang mengarah dari satu tingkat didalam suatu
kelompok atau juga organisasi ke suatu tingkat yang lebih ke bawah lagi. Fungsi
dari pada komunikasi ini adalah memberikan suatu penetapan tujuan, memberikan
suatu instruksi pekerjaan, menginformasikan suatu kebijakan serta jugaprosedur
pada bawahan, menunjukkan suatu masalah yang memerlukan perhatian serta juga
mengemukakan adanya umpan balik terhadap kinerja.
Ke atas :
Komunikasi ke atas ini yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih
tinggi didalam kelompok atau juga organisasi digunakan untuk dapat memberikan
suatu umpan balik pada atasan, menginformasikan kepada mereka tentang kemajuan
ke arah tujuan serta juga meneruskan masalah-masalah yang ada.
Dimensi lateral :
Komunikasi yang terjadi ini berada diantara kelompok kerja yang
sama, berada diantara anggota kelompok kerja pada level (tingkat) yang sama,
diantara manajer-manajer pada level (tingkat) yang sama (Robbins, 2002 :
314-315).
Teori Komunikasi
1. Teori Model Lasswell
Salah
satu teoritikus komunikasi massa yang pertama dan paling terkenal adalah Harold
Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang
sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa
(Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom)
dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996).
2. Teori Komunikasi dua tahap dan
pengaruh antar pribadi
Teori
ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa
dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi
bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil
penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus
respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran
arus informasi dan menentukan pendapat umum.
3. Teori Informasi atau Matematis
Salah
satu teori komunikasi klasik yang sangat mempengaruhi teori-teori komunikasi
selanjutnya adalah teori informasi atau teori matematis. Teori ini merupakan
bentuk penjabaran dari karya Claude Shannon dan Warren Weaver (1949, Weaver.
1949 b), Mathematical Theory of Communication.
Teori
ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis, dan informatif:
komunikasi sebagai transmisi pesan dan bagaimana transmitter menggunakan
saluran dan media komunikasi. Ini merupakan salah satu contoh gamblang dari
mazhab proses yang mana melihat kode sebagai sarana untuk mengonstruksi pesan dan
menerjemahkannya (encoding dan decoding). Titik perhatiannya terletak pada
akurasi dan efisiensi proses. Proses yang dimaksud adalah komunikasi seorang
pribadi yang bagaimana ia mempengaruhi tingkah laku atau state of mind pribadi
yang lain. Jika efek yang ditimbulkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka mazhab ini cenderung berbicara tentang kegagalan komunikasi. Ia melihat ke
tahap-tahap dalam komunikasi tersebut untuk mengetahui di mana letak
kegagalannya. Selain itu, mazhab proses juga cenderung mempergunakan ilmu-ilmu
sosial, terutama psikologi dan sosiologi, dan cenderung memusatkan dirinya pada
tindakan komunikasi.
4. Teori Pengharapan Nilai (The
Expectacy-Value Theory)
Phillip
Palmgreen berusaha mengatasi kurangnya unsur kelekatan yang ada di dalam teori
uses and gratification dengan menciptakan suatu teori yang disebutnya sebagai expectance-value
theory (teori pengharapan nilai).
Dalam
kerangka pemikiran teori ini, kepuasan yang Anda cari dari media ditentukan
oleh sikap Anda terhadap media --kepercayaan Anda tentang apa yang suatu medium
dapat berikan kepada Anda dan evaluasi Anda tentang bahan tersebut. Sebagai
contoh, jika Anda percaya bahwa situated comedy (sitcoms), seperti Bajaj Bajuri
menyediakan hiburan dan Anda senang dihibur, Anda akan mencari kepuasan
terhadap kebutuhan hiburan Anda dengan menyaksikan sitcoms. Jika, pada sisi
lain, Anda percaya bahwa sitcoms menyediakan suatu pandangan hidup yang tak
realistis dan Anda tidak menyukai hal seperti ini Anda akan menghindari untuk
melihatnya.
5. Teori Ketergantungan (Dependency
Theory)
Teori
ketergantungan terhadap media mula-mula diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan
Melvin Defleur. Seperti teori uses and gratifications, pendekatan ini juga
menolak asumsi kausal dari awal hipotesis penguatan. Untuk mengatasi kelemahan
ini, pengarang ini mengambil suatu pendekatan sistem yang lebih jauh. Di dalam
model mereka mereka mengusulkan suatu relasi yang bersifat integral antara
pendengar, media. dan sistem sosial yang lebih besar.
Sejalan
dengan apa yang dikatakan oleh teori uses and gratifications, teori ini
memprediksikan bahwa khalayak tergantung kepada informasi yang berasal dari
media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta
mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu
digarisbawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap
semua media.
6. Teori Agenda Setting
Agenda-setting
diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa
jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan
mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap
penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media
diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini
berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
7. Teori Dependensi Efek Komunikasi
Massa
Teori
ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang
memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur
kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat
masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang
memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada
tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara
ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Kognitif,
menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting,
perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
2. Afektif,
menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan
moral.
3. Behavioral,
mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau
penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas
serta menyebabkan perilaku dermawan.
8. Teori Uses and Gratifications
(Kegunaan dan Kepuasan)
Teori
ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori
ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan
menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang
aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media
yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media
mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
Elemen
dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): (1)
Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan (2) berbagai kombinasi
antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan (3) struktur masyarakat,
termasuk struktur media, menghasilkan (4) berbagai percampuran personal
individu, dan (5) persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang
menghasilkan (6) berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian
persoalan, yang menghasikan (7) perbedaan pola konsumsi media dan ( perbedaan
pola perilaku lainnya, yang menyebabkan (9) perbedaan pola konsumsi, yang dapat
memengaruhi (10) kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus
akan memengaruhi pula (11) struktur media dan berbagai struktur politik,
kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.
9. Teori The Spiral of Silence
Teori
the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth
Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya
pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum
ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa,
komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam
hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.
10. Teori Konstruksi sosial media
massa
Gagasan
awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas
realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The
social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge.
Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan).
Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara
simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan
internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya
di dalam masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial
tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.
11. Teori Difusi Inovasi
Teori
difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para
koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai
penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan,
difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di
atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal
melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin
terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana
bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun
seringkali memakan waktu lama.
Sumber
:
·
baitulhikmah.sch.id/komunikasi-efektif-pada-anak-studi-kasus-backtalk/
0 komentar:
Posting Komentar