PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Definisi
Pengambilan keputusan merupakan
salah satu hal yang terpenting dalam hal
manajemen. Sebelum membahas lebih lanjut tentang pengambilan keputusan, perlu
diperjelas apa yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan. Ada beberapa penjelasan tentang pengambilan
keputusan, seperti di bawah ini. Pertama,
teori keputusan adalah metodologi untuk struktur dan menganalisis situasi yang
tidak pasti atau beresiko. Keputusan lebih bersifat perspektif daripada
deskriptif. Artinya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang
diperlukan pada kondisi ketidakpastian dan penuh risiko.
Kedua,
pengambilan keputusan merupakan proses mental di mana seorang manajer
memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan hal lainnya, menggeser
jawaban untuk menemukan informasi yang relevan dan menganalisis data, baik oleh
manajer secara individual maupun tim, dalam upaya mengatur dan meng-awasi
informasi terutama informasi bisnisnya. Artinya bahwa dalam pengambilan
keputsan memerlukan informasi awal yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diputuskan.
Ketiga,
pengambilan keputusan adalah seperangkat langkah yang diambil individu atau
kelompok dalam memecahkan masalah. Pengambilan keputusan
terjadi secara reaksi di terhadap suatu masalah. Masalah
adalah adanya suatu keadaan menyimpang anatara suatu keadaan saat ini dengan
keadaan yang diinginkan. Pengambilan keputusan menuntut penafsiran
dan evaluasi terhadap informasi. Informasi dari berbagai tersebut
disaring, diproses, dan ditafsirkan melalui persepsi-persepsi individu.
Jenis-Jenis
Pengambilan Keputusan
1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat
subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain.
Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan,
yaitu :
a. Pengambilan
keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
b. Keputusan intuitif
lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
2. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna.
Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung
oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan
dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan
secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi
yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan
mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan
semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang
berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata
permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat
apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat
ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk
mengatasi masalah yang timbul.
5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali
keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang
untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya
tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan
wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara
lain :
1. Banyak diterimanya
oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang
yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
2. Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1. Hal-hal
yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
2. Setiap
keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Setiap
keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain.
4. Jarang
sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
5. Pengambilan
keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus
diubah menjadi tindakan fisik.
6. Pengambilan
keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7. diperlukan
pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8. Setiap
keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul.
9. Setiap
keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut
mempengaruhi pengambilan keputusan.
1.
Fisik.
Didasarkan pada rasa yang dialami
pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan
menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.
Emosional.
Didasarkan pada perasaan atau
sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.
Rasional.
Didasarkan pada pengetahuan
orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.
4.
Praktikal.
Didasarkan pada keterampilan
individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan
kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.
Interpersonal.
Didasarkan pada pengaruh jaringan
sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi
tindakan individual.
6.
Struktural.
Pada lingkup sosial, ekonomi dan
politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik
suatu tingkah laku tertentu.
KEPEMIMPINAN
Teori dan Arti
Penting
Arti Penting
Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang
senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan
sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Teori – Teori Kepemimpinan
Teori
kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi
mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara
lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul
sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan
dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang
menjadi pemimpin, antara lain :
1. Seseorang ditakdirkan lahir untuk
menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan
serta didorong oleh kemauan sendiri.
2. Seseorang menjadi pemimpin bila
sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui
pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk
mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,
kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1. Teori-Teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini
bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin
yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan
pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai
atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin
menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas,
daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas,
adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa
kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap
yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala
prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif.
Walaupun
teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat
deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan
efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun
apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya
mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar
pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan.
Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
-
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
-
Berorientasi
kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan
ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum pada
dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner,
1978:442-443)
c) Teori Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan
situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan
ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu
menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
1. Jenis pekerjaan dan kompleksitas
tugas;
2. Bentuk dan sifat teknologi yang
digunakan;
3. Persepsi, sikap dan gaya
kepemimpinan;
4. Norma yang dianut kelompok;
5. Rentang kendali;
6. Ancaman dari luar organisasi;
7. Tingkat stress;
8. Iklim yang terdapat dalam organisasi
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi
kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.
Tipe Otokratis.
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.
Tipe Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.
Tipe Karismatik.
Hingga
sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang
pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian
mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai
pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula
tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena
kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang
karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi
dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.
Tipe Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
Faktor –
Faktor yang mempengaruhi Kepemimpinan
Pemimpin
memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.
Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai.
Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi
keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin
tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas
yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam
proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau
menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Untuk
keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang
profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin.
Disamping
itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan,
sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram,
dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka
tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa
unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah
1. Adanya seseorang yang berfungsi
memimpin, yang disebut pemimpin (leader).
2. Adanya orang lain yang dipimpin
3. Adanya kegiatan yang menggerakkan
orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan,
pikiran, dan tingkah lakunya
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai
dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar
maupun kecil.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemimpinan Davis menyimpulkan ada empat faktor yang
mempengaruhi kepemimpinan dalam organisasi, yaitu :
1. Kecerdasan : seorang pemimpin harus
mempunyai kecerdasan yang melebihi para anggotanya • Kematangan dan keluasan
sosial(Social manutary and breadth) : seorang pemimpin biasanya memiliki emosi
yang stabil, matang, memiliki aktivitas dan pandangan yang ckup matang
2. Motivasi dalam dan dorongan
prestasi(Inner motivation and achievement drives) : dalam diri seorang pemimpin
harus mempunyai motivasi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan
3. Hubungan manusiawi: pemimpin harus
bisa mengenali dan menghargai para anggotanya Menurut Greece, di dalam suatu
organisasi, hubungan antara bawahan dengan pimpinan bersifat saling
mempengaruhi.
Faktor
Faktor Dalam Kepemimpinan :
1.
Pemimpin
Dalam
kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari
Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa
yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The
Right Man on The Right Place.
2.
Pengikut
(Followers)
Adalah
salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena
tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor
Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang
Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai
dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang mengatakan kalau berbeda
Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut
disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3.
Komunikasi
Salah satu
hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu
sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik
atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah
dirancangkan sebelumnya.
4.
Situasi
Dalam
sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara
cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi
antara Atasan dan Bawahan memang harus saling dikuatkan agara selalu terjadi
kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
GAYA KEPEMIMPINAN AYAH
Tipe
Kepemimpinan Paternalistis, Demokratis, Laissez Faire. Karena tipe
kepemimpinannya sesuai dengan apa yang sudah ketahui dan bagaimana beliau
mempraktekan kepemimpan dalam keluarga
Kelebihan
:
- Beliau tahu apa yang perlu dikembangkan pada anak dan mana yang tidak.
- Selalu seimbang terhadap perintah yang di berikan kepada anaknya
- Membiarkan sang anak berfikir dan mempraktekkan kemauan anaknya sendiri, namun dengan mempertimbangkan segi positif dan negatif
Kekurangan
:
- Disaat anak ingin mengembangkan kemampuannya dengan dibimbing beliau, tapi Beliau tak ada waktu untuk mendampinginya
- Sewaktu-waktu, beliau kadang menitik-beratkan beberapa tugas kepada seorang anak.
- Walau anaknya memiliki suatu keinginan, namun beliau kadang melarangnya biarpun keinginan anaknya itu mungkin yang terbaik bagi anaknya
Sumber
:
- http://kartikandr.blogspot.co.id/2014/12/pengertiantipe-tipegaya_12.html
- http://www.asikbelajar.com/2015/04/definisi-pengambilan-keputusan.html
- http://sering-headache.blogspot.co.id/2013/05/jenis-jenis-pengambilan-keputusan.html
- http://abdansyahkuro.blogspot.co.id/2015/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
- http://taufikmaulanaa.blogspot.co.id/2015/06/teori-dan-arti-penting-kepemimpinan.html
- http://erlanggaba.blogspot.co.id/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html
0 komentar:
Posting Komentar